Monday, June 11, 2012

Irigasi tetes (Drip Irrigation)


Irigasi tetes (Drip Irrigation) merupakan salah satu teknologi mutakhir dalam bidang irigasi yang telah berkembang hampir di seluruh dunia. Teknologi ini mula pertama diperkenalkan di Israel, dan kemudian menyebar hampir ke seluruh pelosok penjuru dunia. Pada hakekatnya teknologi ini sangat cocok diterapkan padakondisi lahan kering berpasir, air yang sangat terbatas, iklim yang kering dan komoditas yang diusahakan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi (Bucks et al.,1982).

A. Konsep Irigasi Tetes
Tickle irigation disebut jugadrip irigation yang lebih dikenal dengan irigasi tetes. Perbedaan sistem aplikasi dengan irigasi yang lainnya adalah bahwa air diberikan pada suatu titik tertentu dengan jumlah yang sangat terbatas. Pemberian air irigasi pada irigasi tetes diberikan secara langsung di sekitar daerah perakaran, dengan pola pembasahan tanah sangat terbatas pada luasan dan kedalaman tanah.
Perbedaan utama antara sistem irigasi tetes dengan sistem irigasi yang lain adalah bahwa kesetimbangan antara Etc dan pemberian air dipertahankan berkisar antara 24 sampai 72 jam. Pengoperasian sistaem irigasi dalam waktu yang singkat terutama berkaitan dengan pemberian air yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman untuk pengukuran status lengas tanah. Untuk memonitor status lengas tanah dapat digunakan tensiometer yang dipasang pada berbagai kedalaman.

B. Keuntungan
Sebagaimana sistem irigasi yang lain, irigasi tetes ini juga memiliki kelemahan dan kelebihan. Keunggulan utama dari sistem irigasi tetes adalah air yang diberikan mendekati kesetimbangan dengan kebutuhan air tanaman, meminimumkan air larian, dan perkolasi. Luas pembasahan yang sempit dapat meminimumkan pertumbuhan gulma dan menghemat air. Adanya fakta yang menunjukkan bahwa pada umumnya sistem irigasi tetes menghasilkan rasio hasil terhadap luas yang lebih tinggi demikian juga hasil terhadap volume airnya dari pada sistem irigasi permukaan atau sprinkle.
Ada banyak alasan yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan yang tinggi dari sistem ini. Satu, kontinynya pemberian air di sekitar daerah perakaran menyebabkan kandungan lengas tanah pada daerah perakaran tinggi. Kekurangan air yang menyebabkan tanaman stress bisa diminimalisir. Dua, terbatasnya permukaan tanah yang terkena air dapat mengurangi pertumbuhan gulma, sehingga kompetisi tanaman inti untuk memperoleh air dan unsur hara rendah.

C. Jaringan Irigasi
Bagian dari sistem irigasi tetes dapat dibagi ke dalam pipa (jaringan) utama (mainlane), pipa sekunder (submine), dan pipa lateral (lateral). Mainlane memiliki pompa, chemical injector untuk pemberian pupuk. Filter utama digunakan untuk menghilangkan larutan penyebab tersumbatnya emitter.


D. Emitters
Emitter adalah alat untuk menyalurkan air dari saluran distribusi ke tanah. Dua bagian utama emitter adalah point source dan line source.

E. Emitter Uniformity
Elemen kunci dari sistem irigasi tetes adalah bahwa terpenuhinya kebutuhan air tanaman dengan debit emitter. Untuk mengetahui terpenuhinya kebutuhan air tanaman secara mudah dapat diketahui dari keseragaman debit. Untuk mengkuatitatifkan keseragaman yaitu dengan kesragaman emisi,
Ue = 100[1.0 – ( )Cv]qavg^q min
Dimana: Ue = keseragaman emisi (%)
N = banyaknya emitter per tanaman
Sistem irigasi tetes cepat dan mudah dirakit. Komponennya utama adalah pipa paralon dengan dua ukuran yang berbeda. Yang berdiameter lebih besar digunakan sebagai pipa utama, sementara yang lebih kecil digunakan sebagai pipa tetes. Pipa utama berfungsi sebagai pembagi air ke setiap pipa tetes. Pipa tetes diberi lubang-lubang untuk meneteskan air ke setiap tanaman dengan jarak sesuai jarak antar tanaman. Untuk mengalirkan air dari sumbernya diperlukan pompa air, juga dilengkapi kran dan saringan air ke pipa utama, tidak lupa pipa konektor untuk sambungan.

No comments:

Post a Comment